Langkah Sang Pejuang Hijrah Cinta
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hay sobat muslim wa muslimah!
Siapa
nih yang sedang jatuh cinta? Pernah jatuh cinta? Pengen jatuh cinta? (acungkan
jari). Mungkin sebagian besar sobat sudah pernah merasakan yang namanya ‘jatuh’
cinta. Dari kata ‘jatuh’ berarti sakit yaa? Namun kebanyakan dari kita memiliki
persepsi bahwa jatuh cinta merupakan sesuatu yang indah. Emang iya? Yang
namanya jatuh pasti gak enak lah, termasuk jatuh cinta.
Kebanyakan
dari mereka menanggapi hal ini wajar yang kemudian diwujudkan dengan muslihat
setan yang bergelar ‘pacaran’. Padahal secara gamblang Allah telah menjelaskan
dalam QS. Al-Isra’:32 yang
artinya :
“Dan janganlah kamu mendekati
zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan
yang buruk.”. Nggak bisa dipungkiri bahwa
pacaran merupakan gerbang menuju perzinaan.
Kalo
jatuh cinta itu, harusnya baca istighfar Sob! Dan berdoa pada Yang Kuasa agar
mampu berlepas dari jerat cinta yang belum halal itu. Bukan malah kegirangan
sampai kagak ketulungan. Tapi..
Hmm..
Pura-puranya kagak denger pas Allah melarang pacaran. Gantian pas disakitin
bilangnya. “Yaa Allah.. Aku kenapa? Kenapa Kau berikan sakit hati ini padaku?
Apa salahku?” Alay ya??
Patah
hati. Saat usia menginjak remaja, problematika inilah yang sering terjadi pada
mereka. Kadang bisa membuat remaja frustasi hingga mencampakkan logikanya,
sampai-sampai ada yang ‘bunuh diri’, Naudzubillahimindzalik.
Sebagai
remaja islam, sang pembaharu ummat pantang dong bunuh diri. Apa lagi cuma gegara
hal percintaan. Remaja islam pasti pernah patah hati, karena mereka juga pernah
jatuh cinta. Tapi penyikapannya beda.
Patah hatinya harus menjadi bahan introspeksi. Ternyata ada rencana Allah yang
indah di balik pedihnya patah hati. Allah ingin menunjukkan bahwa ‘si doi’
bukanlah yang terbaik, atau ingin menghindarkan kita dari dosa-dosa akibat
pacaran ataupun jatuh cinta. Patah hati orang yang pacaran sama yang kasmaran
biasa tanpa pacaran, beda loh!
Memang
saat jatuh cinta terkadang tanpa memakai logika. Yang semula cerdasnya minta
ampun, pikirannya jadi cetek karena
jatuh cinta. Jatuh cinta tak hanya menjangkiti kaum awam yang tak tahu cara
yang benar dalam menyalurkan cinta. Terkadang menimpa para aktivis dakwah yang
kebanyakan sudah mengerti tentang ‘adab jatuh cinta’. Sampai-sampai, bagi
mereka yang sedang futur, penyikapan atas cintanya hampir keluar dari koridor
syar’i. Naudzubillahimindzalik.
Kembali
ke patah hati. ‘weh?’ Apasih yang dilakukan saat patah hati? Yang pertama,
ingat! Siapa sih yang ngasih ‘cinta’? yak betul
Allah lah sang pemberi cinta. Cinta pada Allah adalah cinta yang tingkatannya
tertinggi, sedangkan kecintaan pada makhluk adalah cinta terendah. Maka dari itu, cinta yang diberikan Allah dalam
keadaan fitrah itu haruslah digunakan dalam rangka beribadah pada Allah dan
tidak untuk maksiat kepadaNya. Cinta pada Allah dan rasulNya harus melebihi
cinta selain keduanya. Bila mencintai makhlukpun, harus didasari cinta karena
Allah.
Yang
kedua, Terima Kenyataan! Yang menurut kita baik belom tentu baik loh di mata
Allah. Yook dibuka lagi Qur’annya surat Al Baqarah ayat 216. Husnudzon aja sama
ketetapanNya.
Cintai
Allah dulu. Dan ketika patah hati, kembalikan semua urusan pada Allah.
Patah
hati? Mah sama gitu rasanya. Yang beda penyikapannya. Yang cantik, yang
ganteng, yang sholih, yang sholihah, yang cerdas pasti bijak dalam
menyikapinya. Lalu, lakukan taubat nasuha! Berhenti dari kemaksiatan dan
menyesali akan kemaksiatan tersebut, lalu perbanyak ibadah dan dzikrullah.
Intinya,
semoga kita mampu menyikapi patah hati dengan bijak. Dan semoga patah hati yang
kita alami malah menjadi bahan koreksi bagi kita.
Sekian
yang bisa kami sampaikan. Tema ini sebenarnya terlalu mainstream. Sering sekali diangkat dalam forum diskusi, artikel,
maupun kajian remaja. Tapi nggumunnya
hanya sedikit yang peka. Peka banyak dong, sob!!
Salam
hijrah!! Keep Istiqomah wa Hamasah!
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
No comments:
Post a Comment