Rohis Juga Manusia - Okeforisma

Okeforisma

Ngaji Itu Asik

Like Us On Facebook

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Wednesday 11 November 2015

Rohis Juga Manusia


Satu dari banyak hal yang saya senangi dari komunitas rohis adalah atmosfer nya yang religius. Bergaul dengan anak rohis orientasinya selalu akhirat. Kalau ketemu kita selalu jabat tangan, sambil say “Assalaamu'alaikum!". Maka akan dijawab dengan lebih lengkap "Waalaikum salam wa rah matullahi wabarakatuh.."
Kalau akhwat suka lebih heboh kalau ketemuan. Biasanya tambah pelukan plus cipika-cipiki. Mesranya…Dibalesnya juga pake senyuman manis. Jadi meresap ke hati. Aaaahh…

Tidak hanya itu, saat ada waktu kosong ketika belajar anak rohis suka mengisinya dengan tilawah Al-Qur'an atau shalat duha di mesjid.

Masih banyak hal lainnya yang membuat saya semakin jatuh hati dengan aktivitas Rohis.

Dimanfaatkan

Kondisi rohis yang "agama banget" seperti itu seringkali suka dimanfaatkan oleh teman sekelas.
Biasanya, Anak rohis selalu ditunjuk untuk memimpin doa ketika pelajaran sudah berakhir. Kalau buka puasa bareng anak rohis juga yang diminta mimpin doa buka puasanya. Kalau lanjut shalat tarawih, anak rohis juga yang diminta memimpin sholat. Semua yang berbau religiusitas, selalu diserahkan kepada anak Rohis.

Hal ini sih saya nilai masih baik-baik saja. It's ok..
Meski begitu tak jarang kondisi ini disalah artikan oleh orang lain.

Over Expectation

Di sisi lain, kondisi Rohis yang seindah itu seringkali membuat iri hati orang lain. Soalnya di ekskul mereka gak sebegitu amat nuansa religiustiasnya. Salam sih salam. Tapi hambar. Gak sampe peluk atau cipika-cipiki. Biasa aja. Shalat sih shalat. Tapi sendiri-sendiri. Gak berjamaah kayak di rohis.

Selain iri hati, kondisi rohis yang ihdinash shiratal mustaqiim (istilah orang yang nyebut anak rohis itu sudah di jalan yang benar) itu juga membuat sebagian yang lain memberi harapan lebih kepada anak rohis (over expectation). Terlalu lebay malah kalau menurut saya mah.

Mereka berfikir bahwa anak rohis adalah anak yang sholeh, akhlaknya baik, baca Al-Qur'annya lancar, selalu shalat tepat waktu ke mesjid, dan santun. Mereka juga berfikir kalau anak rohis rajin belajar gak pernah nyontek, gak pacaran, apalagi maksiat. Semua yang baik-baik sudah seharusnya dimilki anak Rohis.

Awalnya saya setuju-setuju aja dengan pandangan di atas. Anak Rohis memang seharusnya begitu. Kalau gak sholeh, bukan anak rohis namanya. Mungkin kamu yang lagi baca tulisan ini juga berfikir seperti itu. Rohis. Mereka seharusnya jauh dari perbuatan dosa.

Tapi saya sadar. Saya salah. Saya salah kaprah. Kamu menyadarinya?

Rohis juga manusia

Rohis bukanlah organisasi yang diisi oleh orang-orang sholeh. Rohis adalah organisasi yang diisi oleh orang-orang yang ingin sholeh. Redaksinya mirip tapi kondisinya beda jauh.

Kalau Rohis diisi oleh orang-orang sholeh, maka kamu tidak akan temui satu orangpun punya cacat akhlak di dalamnya. Tapi faktanya tidaklah demikian. Di Rohis, semua anggotanya justru adalah orang yang punya kelemahan. Tujuan mereka ada di Rohis adalah agar bisa memperbaiki kelemahan itu.

Kamu akan temui anggota yang dulunya suka ngerokok dan ingin memperbaiki diri di Rohis. Kamu akan temui anggota yang dulunya pacaran dan ingin bertobat di Rohis. Tidak sedikit anggota rohis yang sulit menjaga lidah, namun mereka selalu ingin memperbaiki diri meski membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Di Rohis berkumpul manusia-manusia biasa sama seperti saya, kamu dan siapapun di atas muka bumi ini. Bedanya cuman satu. Manusia-manusia yang menjadi anggota rohis berkomitmen untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Meski masih banyak kelakuan-kelakuan buruk yang dilakukan. Akan tiba saatnya, semua keburukan itu akan hilang, dan digantikan dengan kebaikan demi kebaikan.

Rohis juga manusia. Kalau kamu ingin masuk rohis, gak perlu nunggu sholeh dulu. Gabung aja, kita jadi sholeh bareng-bareng.

oleh : Yahdi Siradj
Dikutip dari ITSAR
Edit by X-b

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here