ISLAM SEBAGAI
PEMBANGKIT GERAKAN NASIONALISM
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sahabat
muslim Indonesia apa kabar? Berbicara mengenai nasionalisme bangsa, terkadang
beberapa orang menganggap islam itu jauh dari kata nasionalisme bahkan justru
bertentangan. Benar gak sih, spekulasi tersebut?
Untuk
itu, pada pembahasan kali ini akan mengupas tentang sejarah sebenarnya mengenai
islam yang justru adalah agama pemersatu nasionalisme di Indonesia lho! Selamat
membaca…
Perlawanan terhadap imperialisme
Protestan Belanda dan Katolik yang dilakukan para Sultan bersama ulama dan
santri terjadi secara masif di berbagai wilayah nusantara Indonesia. Donald
Eugene Smit dalam Religion, Politics, and
Social Change in The Third World (Agama, Politik, dan Perubahan Sosial di
Dunia ketiga) menyatakan bahwa ulama memegang peranan penting dalam mempimpin
perlawanan terhadap imperialis barat yang membawa agama Katolik dan Protestan
nya karena Imperialis Barat membawa misi agama tersebut muncullah Islam sebagai
simbol perlawananterhadap
penjajahan Barat .
Pendapat tersebut sejalan dengan
pendapat W.F. Werthein dalam Effects of
Western Civilization on Indonesian Society, bahwa efek dari agresi
imperialisme Barat menjadikan raja-raja Hindu dan Budha bergabung dengan Islam
dan menjadikan Islam sebagai Political move (gerakan politik) melawan Christian penetration (desakan
Kristenisasi).
George Mc Turnan Kahin dalam Nasionalism and Revolution in Indonesia
bahwa Islam di Nusantara Indonesia tidak hanya mengajarkan bagaimana beribadah
ritual, tapi juga membangun jamaah dalam menjawab tantangan asing imperialisme
Barat. Dalam menyampaikan aspirasi perjuangannya, menurut Bousquet, umat Islam
menjadikan bahasa Indonesia sebagai terrible
phylogical weapon (senjata kejiwaan yang sangat ampuh) dalam membangkitkan
kesadaran dan aspirasi perjuangan nasionalitasnya.
Dari eksplanasi para sejarawan di
atas, terbaca peran ulama dan santri yang tampil terdepan dalam perjuangan
membangkitkan kesadaran
nasional melawan
imperialis Barat dengan menjadikan Islam sebagai simbol perjuangan
nasionalisme dalam perlawanannya terhadap imperialis Barat. Demikian pendapat
Donald Eugene Smit dalam Religion,
Politics, and Social Change in The Third World (Agama, Politik, dan
Perubahan Sosial di Dunia ketiga).
Jiwa nasionalisme di Nusantara
timbul sebagai reaksi terhadap imperialisme yang dikembangkan oleh kerajaan
Katholik Portugis dan Spanyol. Kemudian diikuti oleh penjajah kerajaan
Protestan Belanda dan Inggris. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pelopor gerakan
perlawanan di garda terdepan terhadap imperialisme Barat di Nusantara adalah
ulama dan santri.
Meskipun faktanya para ulama dan
santri sebagai pelopor terdepan perjuangan melawan penjajah, lain halnya dengan
apa yang tertulis dalam banyak buku sejarah masa kini. Ada upaya-upaya
penyelewengan penulisan sejarah. Ada upaya untuk menghapus fakta sejarah bahwa
umat Islam sebagai unsur utama dalam gerakan melawan karena kesalahan.
Hal tersebut terjadi karena
kesalahan penulisan sejarah Indonesia yang banyak dituliskan bukan oleh ulama
atau sejarawan muslim yang berpihak pada kebenaran sejarah secara obyektif.
Dengan kata lain ada upaya deislamisasi penulisan sejarah Indonesia. Bahkan,
ada opini yang terus dibangun secara berkelanjutan, untuk menceritakan bahwa
gerakan dakwah Islam sebagai ancaman terhadap jiwa nasionalisme. Muncullah
dikotomi Islam vs Nasionalis.
Nah,
bagaimana sahabat muslim? Kita patut bangga dengan islam dan kita jangan mudah
terpengaruh oleh spekulasi-spekulasi seperti di atas. Hendaknya kita untuk
terus berjihad demi menggapai Ridho-Nya.
Sekian
dulu ya, sampai jumpa di postingan selanjutnya.
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber
: Majalah Hadila Edisi Mei 2013
No comments:
Post a Comment