Islam Sebagai Pembangkit Gerakan Nasionalisme - Okeforisma

Okeforisma

Ngaji Itu Asik

Like Us On Facebook

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday 7 January 2016

Islam Sebagai Pembangkit Gerakan Nasionalisme




ISLAM SEBAGAI PEMBANGKIT GERAKAN NASIONALISM

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
            Sahabat muslim Indonesia apa kabar? Berbicara mengenai nasionalisme bangsa, terkadang beberapa orang menganggap islam itu jauh dari kata nasionalisme bahkan justru bertentangan. Benar gak sih, spekulasi tersebut?
            Untuk itu, pada pembahasan kali ini akan mengupas tentang sejarah sebenarnya mengenai islam yang justru adalah agama pemersatu nasionalisme di Indonesia lho! Selamat membaca…
            Perlawanan terhadap imperialisme Protestan Belanda dan Katolik yang dilakukan para Sultan bersama ulama dan santri terjadi secara masif di berbagai wilayah nusantara Indonesia. Donald Eugene Smit dalam Religion, Politics, and Social Change in The Third World (Agama, Politik, dan Perubahan Sosial di Dunia ketiga) menyatakan bahwa ulama memegang peranan penting dalam mempimpin perlawanan terhadap imperialis barat yang membawa agama Katolik dan Protestan nya karena Imperialis Barat membawa misi agama tersebut muncullah Islam sebagai simbol perlawananterhadap penjajahan Barat                               .     

            Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat W.F. Werthein dalam Effects of Western Civilization on Indonesian Society, bahwa efek dari agresi imperialisme Barat menjadikan raja-raja Hindu dan Budha bergabung dengan Islam dan menjadikan Islam sebagai Political move (gerakan politik) melawan Christian penetration (desakan Kristenisasi).
            George Mc Turnan Kahin dalam Nasionalism and Revolution in Indonesia bahwa Islam di Nusantara Indonesia tidak hanya mengajarkan bagaimana beribadah ritual, tapi juga membangun jamaah dalam menjawab tantangan asing imperialisme Barat. Dalam menyampaikan aspirasi perjuangannya, menurut Bousquet, umat Islam menjadikan bahasa Indonesia sebagai terrible phylogical weapon (senjata kejiwaan yang sangat ampuh) dalam membangkitkan kesadaran dan aspirasi perjuangan nasionalitasnya.
            Dari eksplanasi para sejarawan di atas, terbaca peran ulama dan santri yang tampil terdepan dalam perjuangan membangkitkan kesadaran nasional melawan imperialis Barat dengan menjadikan Islam sebagai simbol perjuangan nasionalisme dalam perlawanannya terhadap imperialis Barat. Demikian pendapat Donald Eugene Smit dalam Religion, Politics, and Social Change in The Third World (Agama, Politik, dan Perubahan Sosial di Dunia ketiga).
            Jiwa nasionalisme di Nusantara timbul sebagai reaksi terhadap imperialisme yang dikembangkan oleh kerajaan Katholik Portugis dan Spanyol. Kemudian diikuti oleh penjajah kerajaan Protestan Belanda dan Inggris. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pelopor gerakan perlawanan di garda terdepan terhadap imperialisme Barat di Nusantara adalah ulama dan santri.
            Meskipun faktanya para ulama dan santri sebagai pelopor terdepan perjuangan melawan penjajah, lain halnya dengan apa yang tertulis dalam banyak buku sejarah masa kini. Ada upaya-upaya penyelewengan penulisan sejarah. Ada upaya untuk menghapus fakta sejarah bahwa umat Islam sebagai unsur utama dalam gerakan melawan karena kesalahan.
            Hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan sejarah Indonesia yang banyak dituliskan bukan oleh ulama atau sejarawan muslim yang berpihak pada kebenaran sejarah secara obyektif. Dengan kata lain ada upaya deislamisasi penulisan sejarah Indonesia. Bahkan, ada opini yang terus dibangun secara berkelanjutan, untuk menceritakan bahwa gerakan dakwah Islam sebagai ancaman terhadap jiwa nasionalisme. Muncullah dikotomi Islam vs Nasionalis.
            Nah, bagaimana sahabat muslim? Kita patut bangga dengan islam dan kita jangan mudah terpengaruh oleh spekulasi-spekulasi seperti di atas. Hendaknya kita untuk terus berjihad demi menggapai Ridho-Nya.
            Sekian dulu ya, sampai jumpa di postingan selanjutnya.
            Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

                                                                        Sumber : Majalah Hadila Edisi Mei 2013

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here